Daerah

Umat Katolik Paroki Santo Albertus Agung Teminabuan Rayakan Misa Hari Raya Kamis Putih

  • Administrator
  • Jumat, 18 April 2025
  • menit membaca
  • 111x baca
Umat Katolik Paroki Santo Albertus Agung Teminabuan Rayakan Misa Hari Raya Kamis Putih

Teminabuan,NusantaraWarta.Com,Pastor Paroki Santo Albertus Agung di Teminabuan, Kabupaten Sorong Selatan, Papua Barat Daya,Zepto Triffon Polii,Pr Pimpin misa Hari Raya Kamis Putih, Kamis (17/4/2025) malam. 

Misa perayaan ekaristi ini diikuti oleh ratusan umat Katolik Paroki Santo Albertus Agung Teminabuan, Keuskupan Manokwari.Sorong

Pastor Zepto Triffon Polii,Pr,saat diwawancarai  menjelaskan bahwa Hari Raya Paskah bagi umat katolik diawali dengan Kamis Putih. Di mana dalam misa Kamis Putih, ada dua unsur penting yang dilalui. Yakni merayakan perjamuan malam terakhir Yesus bersama para murid-Nya, kemudian  Yesus membasuh kaki para murid. 

"Hari ini gereja katolik merayakan Hari Kamis Putih. Ada dua hal penting yang dikenang dalam liturgi pada perayaan Hari Kamis Putih. Pertama tentang penetapan Sakramen Ekaristi. Ketika Yesus mengadakan perjamuan malam terakhir bersama murid-murid-Nya, Dia menetapkan Sakramen Ekaristi. Inilah tubuh-Ku, inilah darah-Ku. Kemudian hal mendasar kedua dalam perayaan Hari Raya Kamis Putih adalah, Sakramen Imamat, sakramen pelayanan (ministerial). Hal itu ditandai dengan pembasuhan kaki para murid oleh Yesus," jelasnya. 

Berkaitan dengan Hari Raya Kamis Putih ini, lanjutnya, seluruh umat katolik diajak untuk tidak takut berkorban, atau harus berani berkorban. Sama seperti Kristus yang berani berkorban dengan memberikan tubuh-Nya, memberikan darah-Nya dan memberikan hidup-Nya bagi semua orang. 

"Kita pun diajak untuk menyadari bahwa, supaya keluarga kita hidup, masyarakat kita hidup, komunitas kita hidup dan persekutuan kita hidup, maka setiap orang harus berani dan rela untuk berkorban. Kristus telah menunjukkan jalan itu. Dia memberikan tubuh-Nya sebagai makanan, serta memberikan darah-Nya sebagai minuman. Ini merupakan suatu pemberian simbolik yang total. Pemberian yang penuh, utuh. Semuanya diberikan, semuanya dikorbankan," ungkapnya. 

Sebagai wujud nyata pengorbanan dalam kehidupan berkeluarga, sambung Pastor Zepto, keluarga-keluarga katolik diajak dan dihimbau untuk memiliki sikap rendah hati, memiliki sikap memaafkan, berjiwa kerja keras dan sebagainya. 

"Itu semua bagian dari pengorbanan. Kita diajak untuk mencintai, sama seperti Kristus telah mencintai," ujarnya. ( Team./Red )

Tinggalkan Komentar

Kirim Komentar